Minggu, 24 Juli 2011

Penentuan gugus fungsi

Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana. Hidrogen hanya terdiri dari dua unsur karbon ( C ) dan hidrogen ( H ). Walaupun hanya terdiri dari dua jenis unsur. Hidrokarbon merupakan suatu kelompok senyawa yang besar. Penggolongan hidrokarbon terdiri dari alkana, alkena dan alkuna. Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom dengan susunan tertentu yang menentukan struktur dan sifat suatu senyawa. Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus fungsi yang sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama. Gugus fungsi tersebut merupakan bagian yang paling reaktif jika senyawa tersebut bereaksi dengan senyawa lain. Di dalam penulisan rumus, simbol R dan R' selalu menyatakan ikatan hidrogen atau rantai hidrokarbon, atau suatu gugus atom. Berikut adalah daftar gugus fungsional yang sering dijumpai.
Penggolongan Gugus Fungsi

1. Alkohol
Dalam kimia alcohol atau alkanol adalah istilah yang umum untuk senyawa organic apapunyang memiliki gugus hidroksil ( -OH ) yang terikat pada atom karbon dimana ia sendiri terikata pada atom hydrogen atau atom karbon lain. Klasifikasi alkohol didasarkan pada jenis atom C yang mengikat gugus –OH. Oleh karena itu alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
• Alkohol primer adalah alkohol dengan gugus –OH terikat pada atom C primer.

• 2) Alkohol sekunder adalah alkohol dengan gugus –OH terikat pada atom C sekunder.

• 3) Alkohol tersier adalah alkohol dengan gugus –OH terikat pada atom C tersier

 Sifat-sifat Alkohol
o Sifat Fisis
Alkohol mempumyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi. Pada suhu kamar, alkohol suku rendah berbentuk cairan yang bersifat mobil, suku sedang berupa cairan kental, sedangkan suku tinggi berbentuk padatan.
o Sifat Kimia
Gugus OH merupakan gugus yag cukup reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Reaksi dengan logam aktif misalnya logam natrium dan kalium membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Jika alkohol dipanaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi (melepas molekul air) membentuk eter atau alkena.
Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila di dekat Karbon Hidroksi terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun.

2. Aldehid
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil ( C=O ) yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen. Aldehid berasal dari “alcohol dehidrogenatum”
Pada aldehid gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya bersama dengan salah satu dari gugus berikut :
• atom hidrogen lain
• atau yang lebih umum sebuah gugus hidrokarbon yang bias berupa gugus alkil atau yang mengandung sebuah cincin benzene.
• Sifat – sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa, hanya berbeda dalam derajatnya. Unsure C kecil larut dalam air ( berkurang +C ), merupakan senyawa polar, suatu gas yang baunya sangat merangsang, sangat reaktif.

3. Keton
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham, 1992).
Pembuatan keton yang paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3), phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7) dan kalium permanganat (KMnO4) (Respati, 1986).
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992).

4. Asam karboksilat
Sifat sifat asam karboksilat:
Wujud dari asam karboksilat tergantung dari jumlah atom C-nya, untuk senyawa asam karboksilat yang memiliki atom C kurang dari 10, maka wujud zat tersebut adalah cair pada suhu kamar. Sedangkan asam karboksilat yang memiliki panjang rantai C 10 atau lebih berwujud padat.
Asam karboksilat dengan panjang rantai 1-4 larut sempurna dalam air, sedangkan asam karboksilat dengan panjang rantai 5-6 sedikit larut dalam air dan asam karboksilat dengan panjang rantai lebih dari 6 tidak larut dalam air. Asam karboksilat larut dalam pelarut organik (seperti eter, alkohol dan benzena). Semua asam karboksilat merupakan asam lemah dengan Ka= +-1×10-5.
Asam karboksilat memiliki titik didih yang tinggi (lebih tinggi daripada alkohol), karena dapat membentuk ikatan hidrogen yang kuat.
1. Reaksi dengan Basa Kuat
Reaksi Asam karboksilat dengan basa kuat akan membentuk garam dan air. Garam karboksilat hasil reaksi merupakan sabun. Reaksi ini sering disebut juga dengan reaksi penyabunan,
2. Reaksi substitusi
a. reaksi dengan halida (PX3, PX5 dan SOX2) akan menghasilkan suatu
b. reaksi dengan alkohol akan menghasilkan suatu ester dan H2O.
3. Reaksi Reduksi menggunakan katalis CaAlPH4akan menghasilkan alkohol primer.
4. Reaksi dehidrasi (penghilangan molekul H2O) akan menghasilkan anhidrida asam karboksilat



Sumber:
• http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/senyawa-hidrokarbon/sifat-sifat-asamkarboksilat/
• http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0706728/materi_1.html
• http://kimia-asyik.blogspot.com/2010/06/gugus-fungsi-senyawa-karbon.html
•http://eprints.undip.ac.id/1888/1/Analisis_Gugus_Fungsi_Pada_Sampel_Uji,_Bensin_dan_Spiritus_Menggunakan_Metode_Spektroskopi_FTIR.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berpendapat, gunakan bahasa yang sopan dan jaga etika saat berpendapat :D